Selanjutnya Bidik Komoditas Perikanan
Selanjutnya Bidik Komoditas Perikanan
November 7, 2016
Share

PROKAL.CO, BALIKPAPAN – Setelah Kaltim, pembangunan Pusat Logistik Berikat (PLB) disebut akan mengarah ke Kaltara. Di provinsi termuda itu, potensi arus komoditas dari sektor perikanan dan kelautan disebut sangat tinggi.

 

Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Perkumpulan Pusat Logistik Berikat Indonesia (PPLBI) Ety Puspitasari. Dia mengaku optimistis dengan target pemerintah dalam mewujudkan megahub logistik dengan level Asia-Pasifik. Pasalnya, pembangunan PLB sampai saat ini terus berjalan dengan tren perkembangan yang sangat pesat. Perlahan, kata dia, pelaku usaha ekspor-impor yang telah memindahkan gudang logistiknya dari luar ke dalam negeri pun semakin banyak.

 

“Dan itu tidak hanya satu perusahaan. Sudah banyak yang memindahkan gudangnya. Ini reaksi nyata atas berkembangnya Pusat Logistik Berikat (PLB), yang di Indonesia sudah tersedia di 28 titik,” kata Ety, Kamis (3/11), pekan lalu.

 

Penambahan hingga menjadi 28 PLB itu sebagian besar terjadi pada tahun ini. Pasalnya, per Maret lalu, baru 11 PLB yang beroperasi. Dalam tujuh bulan berjalan, 17 lainnya menyusul. Hingga akhir tahun ini, pemerintah disebutnya menargetkan ada 50 PLB yang beroperasi.

 

Jumlah tersebut dianggap sudah ideal untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha ekspor-impor. Namun, menurutnya, tak ada pembatasan, meskipun ketentuan atas jumlah dan zonasi tetap harus diperhatikan.

 

Di sisi lain, ada ketentuan tentang spesifikasi PLB. Misalnya, luas lahan yang dipatok minimal 1 hektare. Selain itu, perusahaan penggarap juga harus memiliki sistem yang baik mumpuni untuk mengelolanya.

 

Sesuai potensi di setiap daerah, lanjut Ety, komoditas yang disimpan atau didistribusikan lewat masing-masing PLB pun beragam. Di Kaltim, dominasi batu bara serta minyak dan gas bumi (migas) dinilai masih dominan. Baik komoditas maupun alat produksi.

 

Sebagai contoh, PLB milik PT Cipta Krida Bahari (CKB) Logistics yang baru diresmikan Kamis lalu. Dari total lahan sekitar 6.000 meter persegi, dua pertiga di antaranya saja dipastikan sudah melayani salah satu perusahaan distributor alat berat, Trakindo Utama. Potensi lain disebut segera menyusul.

 

Ety menyebut, pengembangan PLB tak hanya terjadi di Kaltim. Beberapa pengembang, disebutnya melirik potensi di Kaltara. Komoditas yang dilirik adalah dari sektor kelautan dan perikanan, yang merupakan salah satu hasil alam unggulan dari provinsi termuda di Indonesia itu. Ia berharap, investasi PLB segera terealisasi, meski sampai saat ini belum ada perusahaan yang memastikan menggarap kawasan tersebut. Jika terwujud, dia memastikan, aktivitas ekspor dan impor di wilayah Kalimantan akan semakin mudah dan murah. “Yang jelas, tetap harus disesuaikan dengan kebutuhan. Kalau terlalu banyak, misal mencapai ratusan pelabuhan pun, sepertinya tak baik,” terangnya. Ety meyakini, dalam waktu dekat, akan ada perusahaan yang merealisasikan investasi PLB di Kaltara. “Dengan tren positif sejauh ini, kami yakin tak butuh waktu lama untuk merealisasikannya,” tutur dia.

 

Lebih lanjut, Ety mengungkapkan bahwa tren pemindahan gudang logistik yang dilakukan perusahaan ekspor-impor ke dalam negeri, mulai mendapat reaksi dari beberapa negara, yang sebelumnya menjadi lokasi gudang logistik. Seperti Singapura, yang dinilai mulai melakukan pelonggaran aturan bagi perusahaan usaha asal Indonesia.

 

Dari sisi internal, pertumbuhan PLB disebut bakal semakin membuat Indonesia, khususnya Kaltim, menjadi sasaran menarik untuk bisnis.

 

(aji/man/k15)

Sumber : kaltim.prokal.co