PT Pertamina Energy Terminal (dulu PT Peteka Karya Tirta) merupakan salah satu anak perusahan dari PT Pertamina International Shipping (PIS) yang bergerak dibidang bisnis Pengelolaan Terminal Storage (BBM & LPG), Pengelolaan Limbah dan Penyedia suplai Air Bersih ke kapal. Unit bisnis Terminal Storage yang dikelola antara lain : Fuel Terminal Pulau Sambu, Integrated Terminal Tanjung Uban (BBM & LPG), LPG Terminal Tanjung Sekong, Fuel Terminal Kota Baru, Fuel Terminal Baubau, dan LPG Terminal Tuban (under construction)
Salah satu bisnis terminal yang dimiliki oleh PT Pertamina Energy Terminal (PET) yaitu Integrated Terminal Tanjung Uban yang bergerak dalam bisnis terminal storage BBM dan LPG, terletak di Kepulauan Riau yang merupakan salah satu terminal milik Pertamina Group yang letaknya sangat strategis berdekatan dengan Singapura dan Malaysia, yang merupakan jalur lalulintas pusat perdagangan terbesar di Asia. Dengan lokasi yang sangat strategis ini merupakan keuntungan dan potensi besar bagi Integrated Terminal Tanjung Uban untuk menarik konsumen lokal maupun internasional.
Integrated Terminal Tanjung Uban dibangun di atas lahan seluas 247 hektar, dengan kapasitas tangki penyimpanan 400.000 kilo liter (BBM) dan 93.500 Metrik Ton (LPG). Integrated Terminal Tanjung Uban memiliki kontribusi besar dalam penyaluran BBM & LPG di indonesia dengan pendistribusian BBM & LPG ke wilayah Kepualauan Riau, Sumatera Bagian Utara, Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan Barat.
Pusat Logistik Berikat di Integrated Terminal Tanjung Uban
Pusat Logistik Berikat (PLB) di Integrated Terminal Tanjung Uban PT Pertamina Energy Terminal diresmikan pada 15 Agustus 2022, bersamaan dengan jalannya program Supplier Held Stock (SHS), yang tujuan utamanya adalah meningkatkan ketahanan stok BBM nasional PLB Integrated Terminal Tanjung Uban merupakan fasilitas pabean yang diberikan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Khusus Kepulauan Riau dan untuk operasionalnya dibawah pengawasan KPPBC Tipe Madya Pabean B Tanjungpinang. PLB ini menggunakan fasilitas tangki timbun BBM dengan kapasitas 4 unit x 50.000 kL atau dengan kapasitas total 200.000 kL (1,25 juta barrels), dengan target transaksi jual beli BBM jenis Gasoline dengan supplier luar negeri minimal 700.000 barrels setiap bulannya atau 8,4 juta barrels setiap tahunnya, dimana BBM tersebut untuk memenuhi kebutuhan BBM domestik.
Selain untuk untuk meningkatkan ketahanan stok BBM Nasional, program Supplier Held Stock dengan menggunakan fasilitas PLB ini bertujuan untuk memastikan stok BBM domestik selalu tersedia didalam negeri, tanpa Pertamina harus membeli di Luar Negeri, mengingat banyak kendala yang terjadi saat pembelian BBM langsung di luar negeri seperti ketersedian kapal, antrian sandar kapal, faktor cuaca dan lain sebagainya. BBM disuplai langsung oleh supplier luar negeri menggunakan kapal yang disewa oleh supplier sendiri. Secara kontrak pihak supplier wajib memenuhi ketersedian stok BBM pada tangki timbun minimal 300.000 barrels sesuai kontrak, jika pihak supplier tidak dapat memenuhinya maka akan dikenakan pinalti.
Sebagaimana diketahui bersama peran pemerintah melaui Dirjen Bea dan Cukai yang memberi fasilitas PLB sangat sangat membantu pengusaha dalam hal ini perusahaan tidak perlu membayar bea masuk terhadap barang impor yang masuk ke area PLB (PDRI ditangguhkan), pengenaan bea masuk dikenakan saat barang keluar dari area PLB, atau dibeli untuk digunakan didalam negeri.
