Jakarta, Indonesia — Pertumbuhan Strategis dalam Operasi Logistik Berikat
Pemerintah Indonesia mempercepat reformasi logistik melalui Pusat Logistik Berikat (PLB) dan Kawasan Berikat, dengan tujuan menjadikan Indonesia sebagai pusat rantai pasok regional. Sejak peluncuran program PLB pada tahun 2016, lebih dari 190 fasilitas logistik berikat telah dibangun di berbagai lokasi industri dan pelabuhan utama, termasuk Tanjung Priok, Batam, Gresik, Balikpapan, dan Belawan.
Kasus Nyata: PLB untuk Terminal Penyimpanan Kimia & Bahan Bakar
Pada tahun 2023, sebuah operator terminal di Cilegon, Banten mendapatkan izin untuk mengoperasikan PLB khusus penyimpanan bahan kimia dan petrokimia. Fasilitas ini menawarkan penyimpanan bebas bea hingga 3 tahun untuk pelarut impor, etanol, aditif bahan bakar pesawat, dan cairan dasar petrokimia.
Contoh: Pusat Suku Cadang dan E-commerce di Batam
Pulau Batam, yang terletak dekat dengan Singapura, telah berkembang menjadi pusat logistik berikat strategis. Perusahaan seperti DHL Supply Chain Indonesia dan Caterpillar Indonesia mengoperasikan fasilitas logistik berikat untuk suku cadang penerbangan dan alat berat.
Dalam siaran pers tahun 2022, salah satu operator logistik menyoroti bahwa fasilitas berikat di Batam memungkinkan suku cadang pesawat dikirim ke negara mana pun di ASEAN dalam waktu 48 jam tanpa terkena pajak ganda — sebagai langkah kompetitif terhadap Changi Free Trade Zone di Singapura.
Gudang Berikat untuk E-commerce — Contoh Berita
Pada tahun 2021, sektor e-commerce Indonesia menjadi sorotan ketika Alibaba dan Lazada Group mengintegrasikan distribusi lintas batas mereka melalui fasilitas PLB di Tanjung Priok. Di bawah skema PLB, barang konsumsi impor dari Tiongkok dan negara Asia lainnya disimpan di gudang berikat dan baru dikenai pajak ketika dibeli oleh konsumen lokal.
Mekanisme ini secara drastis memangkas waktu pengiriman dari 10 hari menjadi hanya 2–3 hari, menjadikan fasilitas berikat Indonesia bagian dari “jaringan pemenuhan regional” yang setara dengan pusat di Hong Kong dan Kuala Lumpur.
Pandangan Media: Komitmen Pemerintah
“Indonesia tidak akan hanya menjadi titik transit; fasilitas logistik berikat dirancang untuk memposisikan kita sebagai pusat penyimpanan dan distribusi regional,”
— Pernyataan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, dikutip dari Kompas Logistics Forum 2023.
Pemerintah terus melonggarkan regulasi, memungkinkan kegiatan blending (pencampuran), pelabelan, inspeksi kualitas, dan repackaging di dalam fasilitas PLB, terutama untuk terminal bahan bakar dan tangki kimia. Hal ini memungkinkan operator menambah nilai komersial tanpa memicu kewajiban pajak impor, model yang sebelumnya hanya tersedia di Jurong Tank Terminal Singapura dan Pengerang Malaysia.
Kesimpulan
Dengan meningkatnya penerapan skema logistik berikat — khususnya PLB untuk penyimpanan terminal tangki, suku cadang, dan distribusi e-commerce — Indonesia tengah mengubah lanskap logistiknya. Berbagai laporan dan perkembangan fasilitas nyata menunjukkan pergeseran yang jelas: dari sistem kepabeanan tradisional menuju jaringan logistik berikat modern yang dipantau secara digital.